Masa Pandemi, DPRD Jawa Barat Jabar Ijah Hartini Menilai Banyak Infrastruktur Tersendat
Detiktoday.com-Menurut politisi dari Fraksi PDIP ini, kondisi infrastruktur di perbatasan sangat mengkhawatirkan, seperti PJU, marka jalan dan beberapa penunjang lainnya. Ijah mengaku, khawatir jika masyarakat melintasi jalan-jalan tersebut di malam hari, terlebih sekarang sedang musim hujan.
“Buruknya kondisi infrastruktur terjadi di hampir semua titik di perbatasan. Baik itu di Kawasan Jabar selatan dan di kawasan lainnya,”Paparnya.
Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat (Jabar) Ijah Hartini menilai, anggaran infrastruktur pada APBD 2022 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar tidak memadai untuk kebutuhan masyarakat.
Pengurangan anggaran juga terjadi terhadap Dinas Pemukiman dan Perumahan (Kimrum) Jabar. Dimana, target pembangunan rumah tidak layak huni (rutilahu) menurun. Dalam kondisi seperti ini, Ijah mengaku tidak banyak yang bisa dilakukan, karena APBD juga menurun.
Ijah menyayangkan, sangat tidak bijak di pemulihan ekonomi dampak pandemi dan pengurangan anggaran di sektor infrastruktur yang dianggap krusial. Namun untuk pembangunan di sektor lain malah diprioritaskan.
Ijah mencontohkan, banyaknya pembangunan Alun-alun di beberapa daerah, yang sebenarnya dibangun di atas lahan milik pemerintah daerah itu sendiri, namun pada kenyataannya pembangunan ini menjadi prioritas dibandingkan dengan yang terdampak pandemi .
“Jadi jangan melakukan pembangunan yang melukai hati rakyat,” imbuhnya.
Ijah mengakui anggaran yang dialokasikan untuk mitra kerja komisi IV memang tidak banyak.
“Bahkan kami memperjuangkan untuk satu UPTD saja tidak bisa. Karena anggarannya ya memang tidak ada,” terang Ijah.
Sebagaimana diketahui, proyeksi anggaran pendapatan tahun 2021 yang semula Rp41,47 triliun menjadi Rp36,09 triliun atau berkurang Rp5,37 triliun atau turun 12,98 %.
Ijah juga mengatakan, bagaimana Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar kehabisan anggaran pada pertengahan tahun 2021. Sedangkan penambahan anggaran pada 2022 juga sulit untuk dilakukan.
Demikian juga dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) Jabar, yang mengelola semua sumber daya air. Dari mulai air minum, air pengairan untuk perhutanan dan pertanian, serta air irigasi.
“Anggaran di sini juga tidak maksimal, sampai-sampai banyak irigasi yang diganjel gebog pisang,” Pungkasnya .