DPRD Jabar Weni Dwi Aprianti Ingatkan Pemerintah Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Lebaran
ADHIKARYA PARLEMEN
Detiktoday.com – Pemerintah pusat melalui satgas penanganan Covid-19 mengingatkan adanya potensi mudik gelombang kedua setelah berakhirnya larangan mudik Lebaran 2021
Salah satu langkah antisipatif untuk menekan lonjakan kasus Covid-19 pascalibur Lebaran 2021, adalah dengan melakukan pendataan dan tracing kepada warga yang diduga melakukan mudik.
Pendataan dan tracing warga yang melakukan kegiatan mudik sampai ke tingkat RW dan RT merupakan langkah yang penting.
Anggota DPRD Jabar Weni Dwi Aprianti, S.Ab, mengimbau kepada pemerintah daerah kabupaten/kota untuk tetap konsisten melakukan pencegahan dan pengendalian khususnya bagi masyarakat yang mudik dan kembali ke kota.
“Kepada seluruh daerah baik provinsi, kabupaten/kota untuk memperhitungkan seluruh risiko yang terjadi akibat mobilisasi warga yang besar, khususnya bagi daerah yang memiliki keterbatasan fasilitas kesehatan di daerah masing-masing,” ujar Weni, saat dikonfirmasi, Sabtu, 22/05/2021.
Ia mengapresiasi langkah pemerintah kabupaten Cianjur dimana sebanyak 60 ribu alat tes usap PCR siap disebarkan ke semua Puskesmas di wilayah Kabupaten Cianjur.
“Seperti di kabupaten Cianjur, sedikitnya pemerintah telah mempersiapkan 60 ribu alat tes yang digunakan kepada para pendatang seusai Hari Raya Idulfitri, sebagai upaya antisipasi dan mendeteksi penyebaran covid-19 agar cepat terkendali seandainya ada temuan kasus baru,” jelas legislator PDI Perjuangan asal dapil Jabar 4 Kabupaten Cianjur ini.
Menurut Weni, pemerintah daerah selain harus menyiapkan alat tes, SDM kesehatan harus diperhatikan juga, dengan skenario terburuk agar Indonesia tidak berakhir seperti kasus di India.
“kita tentunya harus lebih sigap lagi. Misalnya saja soal sistem dan fasilitas kesehatan kita, siap atau tidak? Tempat-tempat tidur dan ruang ICU di RS di daerah harus ditambah agar kita lebih siap jika terjadi lonjakan kasus. Jangan sampai kita seperti India yang kasusnya melonjak usai perayaan hari keagamaan,” terangnya.
Berdasarkan data dari Satgas Covid 19, Kabupaten Cianjur, jumlah agregat pasien konfirmasi covid-19 mencapai 5.168 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.380 orang sudah selesai isolasi atau dinyatakan sembuh, 538 orang masih dalam proses, 136 orang meninggal dunia, serta 114 orang beralamat di luar Cianjur.
“Data tersebut pada minggu pertama usai Idulfitri tercatat yang terdampak covid-19 ada 80 orang,” katanya.
Meski masih terbilang kecil, tapi Weni mengaku khawatir adanya penambahan kasus Covid-19, terutama dari warga pendatang ataupun warga Cianjur yang pulang kampung saat lebaran kemarin
“Cukup khawatir, karena kan tidak semua yang masuk Cianjur itu bebas Covid-19,” ujarnya.
Tracing kontak pemudik merupakan langkah tepat untuk memutus mata rantai penularan virus corona atau COVID-19 pasca lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah.