Dunia

Hizbullah: Kami Akan Hentikan Serangan Jika Gencatan Senjata di Gaza Tercapai

Hizbullah: Kami Akan Hentikan Serangan Jika Gencatan Senjata di Gaza Tercapai

Detiktoday.com – Wakil pemimpin Hizbullah menegaskan pada Selasa (2/7/2024) bahwa satu-satunya cara pasti untuk mencapai gencatan senjata di perbatasan Lebanon-Israel adalah dengan mengakhiri pertempuran di Jalur Gaza.

“Jika ada gencatan senjata di Gaza, kami akan berhenti tanpa perlu diskusi lebih lanjut,” kata Sheikh Naim Kassem, wakil pemimpin Hizbullah.

Partisipasi Hizbullah dalam perang Israel-Hamas adalah bentuk dukungan terhadap Hamas, jelas Kassem, dan jika perang berakhir, dukungan militer dari pihaknya juga akan berhenti.

Namun, Kassem menegaskan bahwa jika Israel mengurangi operasi militernya tanpa kesepakatan gencatan senjata resmi dan penarikan penuh dari Gaza, dampaknya terhadap konflik di perbatasan Lebanon-Israel akan sulit diprediksi.

“Jika yang terjadi di Gaza adalah campuran antara gencatan senjata dan tidak, perang dan tidak, kami tidak bisa menentukan respon kami sekarang, karena situasinya belum jelas,” kata Kassem.

Perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023 setelah serangan kelompok militan Hamas ke Israel selatan, yang menyebabkan sekitar 1.200 korban jiwa dan ratusan sandera. Pada hari yang sama, Israel membalas dengan serangan udara dan darat yang mengakibatkan kehancuran besar. Menurut otoritas kesehatan Gaza, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 37.900 orang hingga kini.

Pembicaraan mengenai gencatan senjata di Gaza mengalami kebuntuan, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik Lebanon-Israel. Hizbullah hampir setiap hari terlibat dalam bentrokan dengan pasukan Israel di sepanjang perbatasan selama sembilan bulan terakhir.

Konflik ini telah menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan. Di Israel utara, 16 tentara dan 11 warga sipil tewas, sementara di Lebanon, lebih dari 450 orang, termasuk banyak warga sipil, kehilangan nyawa.

Hamas menuntut penghentian total perang di Gaza, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak hingga tujuan menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas serta membebaskan semua sandera tercapai.

Militer Israel bulan lalu menyatakan siap melancarkan serangan di Lebanon jika solusi diplomatik tidak tercapai. Namun, beberapa pejabat Israel berharap menghindari perang melalui solusi diplomatis, sambil memperingatkan bahwa kehancuran di Gaza bisa terulang di Lebanon jika konflik meletus.

Hizbullah, yang lebih kuat dari Hamas, diyakini memiliki persenjataan yang mampu menyerang seluruh wilayah Israel.

Kassem mengatakan, Israel saat ini tidak memiliki kapasitas atau niat untuk melancarkan perang besar-besaran dengan Hizbullah. Ia memperingatkan bahwa meskipun Israel berniat melakukan operasi terbatas di Lebanon, mereka tidak bisa mengontrol eskalasi perang atau pihak-pihak yang terlibat.

“Israel dapat menentukan apa yang diinginkannya: perang terbatas, total, atau parsial,” ujarnya. “Namun, mereka harus siap menghadapi tanggapan dan perlawanan kami yang tidak akan sesuai dengan batasan dan aturan yang ditetapkan oleh Israel… Jika Israel mengobarkan perang, mereka tidak bisa mengendalikan skalanya atau siapa yang terlibat.”

Pernyataan ini merujuk pada kemungkinan keterlibatan sekutu Hizbullah dalam poros perlawanan yang didukung Iran di wilayah tersebut. Kelompok-kelompok bersenjata di Irak, Suriah, Yaman, dan negara-negara lain, serta mungkin Iran sendiri, bisa terlibat jika terjadi perang besar-besaran di Lebanon, yang juga bisa menarik keterlibatan sekutu terkuat Israel, Amerika Serikat.

Show More

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detect

Please consider supporting us by disabling your ad blocker