WHO Hadapi Krisis Pendanaan Global Usai Amerika Serikat Mundur
Detiktoday.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah bersiap menghadapi tantangan besar menyusul keputusan Amerika Serikat untuk keluar dari keanggotaan. Dalam sidang tahunan yang digelar di Jenewa, Senin (19/5/2025), ratusan pejabat WHO, diplomat, dan perwakilan donor berkumpul untuk membahas langkah organisasi dalam mengatasi kekosongan pendanaan.
Amerika Serikat, yang selama ini menjadi kontributor terbesar dengan menyumbang sekitar 18 persen dari total anggaran WHO, resmi memulai proses keluarnya sejak Januari 2024, sesuai pengumuman Presiden Donald Trump. Keanggotaan AS akan berakhir pada Januari 2026, namun dampaknya mulai terasa lebih awal.
“Tahun ini kami harus melakukan penyesuaian mendasar dalam struktur dan prioritas organisasi,” ujar salah satu pejabat senior WHO yang enggan disebutkan namanya.
Organisasi berencana merampingkan operasional dengan memfokuskan sumber daya pada program bernilai tinggi, seperti pengendalian HIV, obesitas, dan penanganan wabah global. Beberapa program pelatihan dan kantor regional WHO, terutama di negara-negara maju, berpotensi ditutup demi efisiensi.
Kondisi keuangan WHO tahun ini diperkirakan defisit hingga 600 juta dolar AS atau sekitar Rp9,8 triliun. Selain itu, pemangkasan anggaran sebesar 21 persen diproyeksikan terjadi dalam dua tahun ke depan. Langkah efisiensi telah dimulai, termasuk pemangkasan manajemen serta penugasan staf tanpa tambahan bayaran selama konferensi.
Di tengah krisis ini, Tiongkok diperkirakan akan mengambil alih posisi AS sebagai penyumbang biaya terbesar, dengan kontribusi meningkat dari 15 persen menjadi 20 persen. Selain itu, WHO mengajukan rencana reformasi internal, termasuk pengurangan jumlah komite dan penyederhanaan laporan tahunan.
WHO juga menggandeng sektor swasta, industri farmasi, dan lembaga filantropi untuk menopang keberlanjutan proyek-proyek kesehatan global. Kesepakatan baru mengenai protokol penanganan pandemi masa depan dijadwalkan disahkan dalam forum ini, sekaligus membuka peluang pendanaan melalui skema investasi global.
Meski Presiden Trump sempat membuka peluang kembalinya AS ke WHO jika reformasi dilakukan, belum ada indikasi perubahan kebijakan dari Washington. Sementara itu, WHO terus menata ulang prioritas agar mampu bertahan dan tetap relevan di tengah konstelasi geopolitik dan kesehatan global yang terus berubah.