Rayakan Hari Disabilitas Internasional, Tuti Turimayanti: Masyarakat Inklusif Adalah Fondasi Kemajuan Sosial

Detiktoday.com – Memperingati Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember, Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi PDI Perjuangan, Tuti Turimayanti, kembali menegaskan bahwa pembangunan daerah tidak akan maju tanpa memastikan seluruh warga—termasuk penyandang disabilitas—mendapat akses yang setara. Tema tahun ini, “Fostering disability-inclusive societies for advancing social progress,” menurutnya menjadi pengingat bahwa inklusivitas harus diwujudkan dalam praktik, bukan hanya seremonial.
Tuti mengaitkan tema tersebut dengan agenda pemerintah daerah dan legislatif dalam memperkuat kebijakan inklusi. Ia menilai bahwa selama masih ada kelompok yang tertinggal dari pelayanan dasar seperti pendidikan, pekerjaan, dan fasilitas umum yang memadai, maka upaya mendorong kemajuan sosial belum dapat dikatakan berhasil.
“Tanpa penerimaan sosial yang utuh, program inklusi tidak akan berjalan maksimal,” tegasnya.
Dalam penjelasannya, Tuti mengungkapkan bahwa penyandang disabilitas masih menghadapi berbagai tantangan nyata di lapangan. Infrastruktur publik belum sepenuhnya ramah bagi pengguna dengan kebutuhan khusus, lapangan kerja inklusif masih terbatas, dan fasilitas pendidikan adaptif belum merata di banyak wilayah. Situasi ini, menurutnya, menuntut adanya regulasi yang diperkuat serta pelaksanaan kebijakan yang tegas.
“Kita tidak boleh berhenti di konsep. Hak penyandang disabilitas harus dirasakan melalui layanan yang konkret,” ujarnya.
Lebih jauh, Tuti menekankan bahwa inklusi tidak hanya ditentukan oleh fasilitas dan aturan, tetapi juga oleh cara pandang masyarakat. Ia menilai bahwa membangun budaya yang menghargai keberagaman adalah langkah penting agar penyandang disabilitas dapat hidup tanpa stigma dan diskriminasi.
“Masyarakat inklusif adalah pondasi pembangunan. Jangan biarkan penyandang disabilitas berjuang sendirian tanpa dukungan lingkungan sekitar,” katanya.
Pada momentum peringatan tahun ini, Tuti mengajak pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk memperluas program-program inklusif. Ia menilai bahwa potensi penyandang disabilitas sering kali terabaikan hanya karena kurangnya pemahaman atau stereotip yang melekat.
“Tugas kita adalah memastikan mereka memiliki ruang tumbuh yang layak. Kesetaraan kesempatan akan membuat masyarakat lebih kuat,” tambahnya.
Tuti berharap Hari Disabilitas Internasional 2025 dapat menjadi pemicu percepatan pembentukan lingkungan yang ramah difabel di seluruh sektor. Menurutnya, kemajuan sosial hanya dapat dicapai ketika setiap warga, tanpa pengecualian, dilibatkan dalam proses pembangunan.
“Tidak boleh ada yang tertinggal. Inklusivitas adalah kunci menuju masyarakat yang maju dan adil,” tutupnya.







