Calon Muka Baru Pembantu Presiden
Detiktoday.com, Jakarta – Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, akan memasuki masa pensiun. Artinya, akan ada kekosongan tampuk kepemimpinan di badan TNI.
Dua nama terkuat muncul yang digadang-gadang menggantikan Marsekal Hadi. Mereka adalah KSAD, jenderal TNI Andika Perkasa dan KSAL, Laksamana Yudo Margono.
Diketahui, Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada November 2021.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengungkapkan dua nama yang menurutnya adalah kandidat kuat pengganti Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto.
“Peluang Andika memang cukup besar jika pergantian Panglima TNI dilakukan dalam waktu dekat, dan penundaan akan sangat berdampak pada peluang keterpilihan Andika.”
“Sementara itu peluang Yudo Margono cenderung terus menguat seiring waktu.”
Penentuan siapa yang akan menjadi Panglima TNI ada di tangan Presiden. Usia, kemampuan, serta urutan matra pengisi jabatan menjadi pertimbangan.
Hal yang tidak kalah untuk dipertimbangkan adalah kebutuhan bangsa terhadap tantangan keamanan bagi Indonesia ke depan, baik tantangan regional, nasional maupun global. Ini mesti menjadi pertimbangan, karena TNI berada di garis terdepan terkait dengan kedaulatan bangsa. Terutama ketegangan yang sedang terjadi di Laut China Selatan mesti mendapat perhatian khusus.
Di sisi lain, soal loyalitas kepada presiden. Jokowi juga akan mempertimbangkan aspek loyalitas calon Panglima TNI. Tidak saja loyalitas kepada negara, tapi juga loyalitas kepada presiden. Ini pertimbangan wajar dan manusiawi.
Tentu, presiden juga akan mempertimbangkan peluang sinergitas kerja Panglima TNI dengan dirinya. Intinya, Jokowi juga ingin kerja yang nyaman dan tidak dihantui kekhawatiran adanya kemungkinan manuver yang datang dari personal TNI. Apalagi, saat ini, eskalasi politik jelang Pilpres 2024 sedang tinggi.
Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat Anton Sukartono Suratto menyoroti kiprah dua kandidat Panglima TNI. Salah satunya, Kepala Staf Angkatan Laut atau KSAL Laksamana Yudo Margono.
Anton menyoroti kiprah Yudo di ketegangan Laut China Selatan. Yudo, ucapnya, punya sikap tenang dalam menjaga stabilitas keamanan perairan Indonesia.
“Pak Yudo berkomitmen memastikan TNI akan terus menjaga Laut China Selatan agar terus kondusif walaupun saat ini Republik Rakyat China tengah membuat rancangan undang-undang (RUU) soal penjaga pantai atau coast guard yang akan ditugaskan di Laut Cina Selatan,” kata Anton dalam keterangan tertulis, Jumat (10/9).
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Centra Initiative, Al Araf menyarankan Presiden Joko Widodo dan DPR menghindari pendekatan politik dalam memilih calon panglima TNI. Menurutnya pendekatan itu tidak baik untuk masa depan TNI.
Al Araf menilai, jika pendekatan ini digunakan, ada potensi Panglima TNI yang dipilih didasarkan pada kedekatan dengan presiden. Selain itu, ada juga kemungkinan kandidat terpilih punya utang politik sebelumnya dan meminta posisi tersebut sebagai imbalan.
“Kedekatan itu terkait dengan, ‘kami dulu ikut pemenangan sehingga kami boleh dong mendorong si A, B untuk panglima TNI’,” kata Al Araf dalam diskusi Pergantian Panglima TNI dan Transformasi TNI, Kamis (9/9).